
Berlebaran di Bali dijamin akan memberikan suasana yg berbeda dengan daerah-daerah laen, terutama di Pulau Jawa. Kita mencoba merangkum fenomena-fenomena yang biasa terjadi pada setiap lebaran di Bali di bawah ini. Keep reading, guys..
Yang paling mencolok, jalanan menjadi sepi. Kemacetan yang biasanya bisa bikin elo maki2 dalam perjalanan ke kantor, mendadak hilang. Bahkan di jalanan Seminyak-Kuta sekalipun, naek kendaraan bisa jadi ajang berekpresi ala NASCAR ato MotoGP.
Artinya? Penduduk asli Denpasar dan sekitarnya ternyata sedikit 
Warteg dan warung makan sederhana menjadi langka. Hampir 75% pada tutup. Ini membuat para pekerja kantor swasta (terutama di sektor pariwisata yang ga dapet libur) menjadi panik. Mau makan siang dmana coba hehe. Hebatnya, bukan hanya warung jawa yang tutup, ntah knapa warung bali juga tutup!
Artinya? Warteg atau bisnis warung nasi dikuasai mereka yang mudik. Plus, balinese yang punya usaha warteg ternyata terpengaruh suasana cuti bersama.
Hotel dan villa overbooked. Tamu asing dan lokal berebut akomodasi. Untungnya bulan oktober masih bisa dibilang agak sepi. Coba saja lebaran jatuh bulan agustus saat high-season kemaren. Bisa2 rumah kos2an berubah jadi villa dadakan 
Artinya? Bali masih cukup menarik bagi wisatawan, terutama yg lokal
Selamat Lebaran di Bali 

|